Lagu Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya

Friday, October 22, 2010

Perbedaan Itu Anugerah Terindah

   Sejak zaman dahulu Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, budaya, dan bahasa daerah. Perbedaan tersebut bukanlah suatu kekurangan, melainkan sebagai suatu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada Bangsa Indonesia.

   Apakah kalian ingat dengan kata mutiara Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh? Perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain itu ada. Contohnya adalah adanya jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perbedaan itu ada untuk saling melengkapi dan masing-masing perbedaan saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Perbedaan bukanlah sebuah alasan untuk saling bermusuhan walaupun memang terasa sulit untuk disatukan.

   Berbeda halnya dengan minyak dan air. Dua hal ini sangat berbeda jika dipandang dari segi manapun juga. Keduanya tak akan pernah bisa disatukan sampai kapanpun. Sementara itu, perbedaan yang terdapat di antara manusia bukanlah seperti itu. Perbedaan itu ada untuk saling menyatukan antara satu dengan yang lainnya sehingga saling berkaitan dan melengkapi. Perbedaan justru akan membuat ikatan apa pun menjadi lebih erat dan menyatu.

   Perbedaan adalah rahmat dan anugerah dari-Nya. Tanpa adanya perbedaan apalah artinya hidup. Dunia ini akan terasa monoton jika tanpa perbedaan, tanpa warna-warni yang menghiasi hidup kita. Dunia ini indah karena begitu banyaknya perbedaan. Begitu pula halnya Bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan. Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua (Bhineka Tunggal Ika).


   Negara kita Indonesia, adalah sebuah negara yang penuh dengan perbedaan. Perbedaan itu meliputi banyak hal, antara lain adalah bahasa daerah, tarian daerah, rumah tradisional, lagu daerah, alat musik tradisional, pakaian daerah, adat istiadat, dan suku bangsa. Jika dihitung, Indonesia memiliki 740 jenis suku bangsa yang berbeda dan Indonesia adalah negara dengan jumlah suku bangsa terbanyak di dunia.

   Indonesia adalah negara yang sangat erat dengan perbedaan. Namun demikian, telah terbukti bahwa Negara Indonesia dapat menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Hal ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Indonesia dapat menyatukan berbagai perbedaan yang ada dari Sabang sampai Merauke.

   Salah satu perbedaan yang cukup mencolok di Negara Indonesia yang tercinta ini adalah perbedaan bahasa daerah. Coba kalian hitung berapa banyak bahasa daerah di Indonesia ini? Di Indonesia terdapat lebih dari 100 bahasa daerah. Perbedaan bahasa ini memunculkan banyak kelebihan dan kekurangan.

   Pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai hal ini, antara lain adalah bagaimana caranya warga Negara Indonesia yang memiliki berbagai bahasa daerah itu dapat saling berkomunikasi? Pertanyaan lainnya adalah mengapa Bahasa Indonesia harus menjadi bahasa nasional yang resmi di Negara Indonesia? Sementara itu, kita mengetahui bahwa Bahasa Indonesia itu berasal dari Bahasa Melayu, tepatnya dari Bahasa Melayu Riau. Lalu mengapa bukannya Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Batak, atau bahasa lainnya yang dijadikan sebagai bahasa nasional?


Sumpah Pemuda

   Pada masa pra-kemerdekaan muncul kegelisahan di kalangan pemuda Indonesia. Banyaknya perbedaan di antara warga negara dirasakan sebagai suatu hal yang menimbulkan kesulitan, terutama dalam hal berkomunikasi. Pada masa itu dibutuhkan perjuangan yang sangat keras untuk mempersatukan bangsa. Terlebih lagi menyatukan bahasa daerah yang berbeda-beda sebagai sebuah alat komunikasi bersama antarwarga negara yang beragam. Oleh karena itu, muncullah ide di kalangan pemuda untuk membuat bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Lahirlah Sumpah Pemuda.

Apakah kalian masih ingat isi sumpah pemuda?
   Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, yaitu Bahasa Jawa, untuk dijadikan bahasa nasional. Padahal sebenarnya Bahasa Jawa merupakan bahasa mayoritas pada saat itu. Beliau lebih memilih Bahasa Indonesia yang bersumber dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

   Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
  • Jika Bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.
  • Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, dia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.

   Oleh karena itu, dipilihlah Bahasa Indonesia yang bersumber dari Bahasa Melayu Riau dengan tujuan persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi lagi dengan tata bahasa. Selain itu, kamus baku Bahasa Indonesia juga diciptakan. Hal ini sudah mulai dilakukan sejak zaman Penjajahan Jepang.


   Kedudukan bahasa Indonesia ini jelas tertuang dalam UUD 1945, yaitu sebagai bahasa negara. Hal ini dapat kita lihat dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Belum ada keterangan dalam undang-undang mengenai apa yang dimaksud dengan “bahasa negara” itu. Istilah bahasa negara itu, kecuali dalam UUD 1945, tak pernah atau jarang digunakan. Adapun yang sering terdengar digunakan adalah sebutan “bahasa nasional”.

   Bahasa yang digunakan dalam kehidupan masyarakat memiliki beberapa fungsi, yaitu:
  1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia;
  2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia; dan
  3. Alat untuk mengidentifikasi diri.

   Adapun fungsi Bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh warga Negara Indonesia sebagai bahasa nasional, antara lain adalah:
  • sebagai kebanggaan nasional,
  • sebagai lambang identitas nasional,
  • sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan
  • sebagai alat penghubung antarbudaya antardaerah.

Adapun fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa resmi, antara lain adalah:
  • sebagai bahasa resmi negara,
  • sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan,
  • sebagai bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
  • sebagai bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

   Dengan melihat fungsi-fungsi Bahasa Indonesia di atas, dapat dipahami bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pertama dan utama bagi warga negara Indonesia. Sementara itu, makna penting dari sumpah pemuda adalah satu kesatuan nusa dan bangsa, sesuai dengan makna dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

   Pada masa sekarang ini banyak sekali terjadi perpecahan di antara warga negara akibat adanya perbedaan bahasa daerah. Misalnya terpecah belahnya suporter sepakbola karena perbedaan bahasa, antara Bahasa Sunda dan Bahasa Betawi. Hal ini dapat kita lihat melalui suporter klub sepakbola Persib Bandung dan Persija Jakarta. Pertikaian yang sering terjadi antara suporter kedua klub ini, yaitu Viking (Persib) dan The Jak (Persija), disebabkan oleh adanya perbedaan mengenai daerah asal dan perbedaan lainnya, yaitu dalam hal bahasa daerah yang mereka gunakan. Ketidakrukunan ini adalah salah satu contoh dari kurangnya pemahaman mengenai arti sumpah pemuda.


Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook

   Pada zaman pascakemerdekaan saat ini Bahasa Indonesia telah luntur di kalangan generasi muda. Contoh nyata yang dapat dilihat adalah penggunaan bahasa di situs jejaring sosial yang sangat popular saat ini, yaitu Facebook. Di situs ini hanya sedikit generasi muda yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Selebihnya mereka menggunakan bahasa “gaul”.

Bahasa gaul yang dimaksud dalam hal ini, antara lain adalah:
  • bahasa Inggris tidak baku atau bahasa Inggris “pasar”;
  • bahasa campuran antara Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
  • bahasa daerah (Betawi, Sunda, Jawa, dan lainnya);
  • bahasa singkatan yang hanya bisa dimengerti oleh kalangan tertentu; dan
  • bahasa ALAY.

   Di situs Facebook para remaja ini sudah terbiasa dengan mode dan tren yang ada. Mereka selalu mencontoh atau mengekor tren terbaru yang berkembang melalui TV dan internet. Hal ini mereka lakukan agar mereka tidak dibilang kuper (kurang pergaulan) atau tak kenal dengan zaman modern.

   Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan. Dengan demikian, terkadang orang dewasa tidak dapat memahami apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut. Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah ‘beud’, yang berasal dari kata ‘banget’ (sangat). Selain itu ada pula kata ‘cayank’, yang berasal dari kata ‘sayang’. Lalu ada kata ‘kakak’ yang dalam bahasa Inggris adalah ‘sister’ (kakak perempuan), menjadi ‘sista’, dan ‘brother’ (kakak laki-laki) menjadi ‘6ro_tha’.

   Selain bahasa gaul seperti yang telah disampaikan di atas, terdapat juga bahasa Alay. Istilah ‘ALAY’ merupakan singkatan dari ‘Anak Layangan’, yaitu anak-anak yang dalam menuliskan kata-kata cenderung agak “kampungan”. Ciri-ciri alay antara lain menulis kata dengan cara disingkat. Penyingkatan ini mereka lakukan “semau gue”. Contohnya adalah penulisan ‘lagi apa?’ (sedang apa?) menjadi ‘agy pa……..??’ Penulisan ‘bosen banget neh’ (membosankan sekali) menjadi ‘bsen bgd nh’ atau ‘bosen beud nh’.

   Selain itu, mereka seringkali memakai simbol tambahan pada kalimat yang ditulisnya. Contohnya adalah ‘p@ k@b4r L03/?’ (apa kabarmu?) atau ‘E4 nh.. l6 b0s3n-‘ (iya, nih, membosankan). Mereka juga kerap menggunakan huruf ‘z’ di belakang kata, misalnya ‘cullz bgtz’ (dingin sekali) atau ‘malezin yhz’ (membuat malas, ya).

   Bahasa gaul yang digunakan oleh anak remaja alay ini sudah merambah ke mana-mana. Bahkan, anak kecil pun mengetahui gaya bahasa ini. Dari sekian banyak bahasa di Indonesia, mengapa bahasa gaul seperti ini yang lebih populer? Apakah Bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya “wajib” digunakan di dalam lingkungan sekolah saja?

   Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi kita semua, khususnya bagi orangtua dan guru. Perhatian lebih dari orangtua dan guru dibutuhkan untuk mengawasi perkembangan bahasa anak-anaknya. Sangat berbahaya sekali jika anak-anak kecil menggunakan bahasa alay ini. Mereka akan terbiasa menggunakannya sehingga mereka tidak mengetahui lagi yang manakah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


   Permasalahan ini mungkin saja disebabkan oleh kurangnya jam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Mungkin saja mereka menjadi malas berbahasa Indonesia dengan baik karena mereka menganggap guru mereka membosankan. Dengan demikian, mereka merasa pelajaran Bahasa Indonesia pun membosankan. Akibatnya mereka menjadi sangat tidak peduli dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

   Mulai detik ini sebaiknya remaja Indonesia mulai membudayakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kalau bukan remaja Indonesia, siapa lagi? Apakah kita harus mengharapkan remaja-remaja asing untuk melestarikan Bahasa Indonesia? Jika kondisi saat ini tidak segera diperbaiki, mungkin suatu saat nanti remaja Indonesia harus belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar dari remaja-remaja asing. Sungguh menyedihkan dan memalukan!


Bahasa Indonesia yang Terabaikan

   Perlu kembali kita sadari bahwa kalangan generasi muda telah melupakan Bahasa Indonesia dan nilai-nilai di dalamnya. Nilai UN (Ujian Nasional) Bahasa Indonesia pun dari tahun ke tahun ternyata selalu lebih rendah daripada nilai UN bahasa asing (Bahasa Inggris). Nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia. Tetapi, yang paling mencolok adalah di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Penurunan ini paling terlihat sejak tahun 2006 hingga sekarang.
  • Untuk tingkat SMP, pada tahun 2006 nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia sebesar 7,46; tahun 2007 sebesar 7,39; dan tahun 2008 sebesar 7,00.
  • Untuk tingkat SMA jurusan Bahasa, pada tahun 2006 mencapai 7,40; tahun 2007 sebesar 7,08; dan tahun 2008 sebesar 6,56.
  • Untuk tingkat SMA jurusan IPA, pada tahun 2006 mencapai 7,90; tahun 2007 sebesar 7,56; dan tahun 2008 sebesar 7,60.
  • Untuk tingkat SMA jurusan IPS pada tahun 2006 mencapai 7,26; tahun 2007 sebesar 6,95; serta tahun 2008 sebesar 6,95.

   Data hasil ujian nasional (UN) di atas menunjukkan penurunan nilai Bahasa Indonesia. Kita kurang memahami pentingnya Bahasa Indonesia. Selama ini kita selalu berpikir bahwa pelajaran Matematika, Inggris, Fisika, Biologi, dan Kimia adalah pelajaran sulit bagi siswa. Namun, justru pelajaran-pelajaran itulah yang nilainya  lebih baik daripada Bahasa Indonesia.

   Bahasa Indonesia terabaikan dan akhirnya terkalahkan oleh bahasa gaul anak remaja saat ini. Bahasa alay seperti yang telah dibahas di atas merupakan bahasa gaul yang paling mutakhir saat ini. Bahasa ini adalah bahasa yang paling “kacau” sepanjang sejarah bahasa gaul di Indonesia. Jika dahulu bahasa gaul selalu mempunyai ”aturan baku” tertentu yang harus dipatuhi, bahasa alay justru tidak mempunyai aturan sama sekali.

   Salah satu aturan baku dalam bahasa gaul, misalnya bahasa prokem Jakarta, adalah dengan cara menyisipkan kata ‘ok’ untuk setiap perubahan kata. Contohnya kata ‘bokap’ yang berasal dari kata ‘bapak’. Penyisipannya adalah dengan meletakkan kata ‘ok’ di tengah kata, yaitu: ‘b-ok-ap’ (bagian terakhir ‘ak’ dari kata ‘bapak’ dihilangkan). Bahasa alay tidak memiliki aturan seperti itu. Semakin sulit dipahami dan semakin tidak teratur, maka bahasa alay dinilai semakin canggih.

   Dampak dari mewabahnya bahasa alay ini sangat besar terhadap penggunaan Bahasa Indonesia. Para remaja semakin terbiasa menggunakan bahasa yang sangat tak jelas itu. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa nilai UN pelajaran Bahasa Indonesia selalu lebih rendah dibandingkan dengan nilai bahasa asing (Bahasa Inggris). Mereka tidak mengetahui lagi bagaimana Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia semakin terabaikan.


Tatlo = tello = tilu = tiga

   Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik. Sebagian besar kosakata Bahasa Indonesia merupakan serapan dari berbagai macam bahasa yang ada di dunia. Sementara itu, Bahasa Indonesia sesungguhnya tak kalah dari bahasa asing lainnya, khususnya dari sisi jumlah pengguna bahasa tersebut. Penduduk Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari 250 juta jiwa. Sebagian besar telah menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Dengan demikian, secara otomatis pengguna bahasa Indonesia termasuk yang terbesar, tak kalah dengan pengguna bahasa asing lainnya.

  Sebagai sebuah bahasa, bahasa Indonesia berasal dari rumpun Melayu, salah satu bagian Austronesia. Namun, kosakatanya pada masa kini mencakup kata-kata dari berbagai bahasa. Akar bahasa Melayu dan Austronesia dapat dilihat dalam hal kemiripan sebutan untuk angka. Contohnya adalah: ‘dua’ (Indonesia) = ‘dalawa’ (Tagalog); ‘tiga’ (Indonesia) = ‘telu’ (Jawa dan Bali) = ‘tilu’ (Sunda) = ‘tello' (Madura) = ‘tatlo’ (Filipina).


   Ketika Belanda menjajah Indonesia sejak abad ke-17, Bahasa Belanda ikut dibawa oleh mereka. Golongan pejabat dan penguasa berbicara dalam Bahasa Belanda, sedangkan para petani menggunakan Bahasa Melayu, Bahasa Jawa, atau bahasa daerah lainnya. Hal ini menyebabkan banyaknya kata yang berpasangan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda. Contohnya adalah ‘polisi’ mirip dengan Bahasa Belanda ‘politie’; ‘handuk’ mirip dengan ‘handdoek’, yang memiliki arti: lap (doek) tangan (hand). Kata ‘sepeda’ berasal dari Bahasa Belanda ‘vélicopède’ (yang dipinjam Belanda dari Bahasa Perancis). Selanjutnya sesudah Belanda keluar dari Indonesia, banyak kata-kata pinjaman dari Bahasa Belanda yang di-Indonesia-kan. Misalnya, ‘kwalitet’ (Belanda: ‘kwaliteit’) diganti menjadi ‘kualitas’ (Latin: ‘qualitas’).

   Dalam bidang agama, ratusan kata dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Arab. Sebelumnya, Bahasa Sansekerta juga sudah menyumbang banyak kosakata dalam bahasa Indonesia. Contohnya: ‘kusuma’ berarti ‘bunga’, ‘wijaya’ berarti ‘menang’, ‘kota’ berarti ‘benteng’, ‘pahala’ berarti ‘buah’, ‘maha’ berarti ‘besar’, dan masih banyak contoh kata yang lainnya. Selain itu, Bahasa Indonesia juga terbukti mampu mengakomodasi kata-kata dari banyak bahasa, yaitu: Arab, Belanda, Inggris, Latin, Perancis, Sansekerta, Spanyol, Tionghoa, Yunani, dan lain lain.


Mari Kita Lestarikan Bahasa Indonesia

   Membudayakan kembali Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini perlu dilakukan terutama di kalangan generasi muda, sebagai upaya pelestarian Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia akan punah jika tidak dilestarikan, sama halnya dengan kebudayaan. Sudah banyak kasus punahnya budaya daerah dan bahasa daerah di Negara Indonesia ini. Oleh karena itu, jangan sampai hal ini terjadi pada bahasa persatuan tercinta milik kita satu-satunya, yaitu Bahasa Indonesia.


   Biarkanlah perbedaan tetap ada, biarkanlah keragaman budaya, bahasa daerah, suku bangsa tetap terjaga, tetapi marilah kita budayakan dan lestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan tetap melestarikan Bahasa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.



=================================================================



Sumber Acuan:
  • Tripurwanto, Bambang dan Sunardi. 2010. Kewarganegaraan. Jakarta: Tiga Serangkai Mandiri.
  • Thamiend R., Nico. 2002. Sejarah. Jakarta: Yudhistira.
  • http://sumpahpemuda.org/
  • http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/02/asal-usul-bahasa-indonesia.html
  • http://bukucatatan-part1.blogspot.com/2009/01/asal-muasal-bahasa-indonesia.html
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Etimologi
  • http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2630487
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
  • http://bagusandryan.com/perbedaan-itu-indah-bersatu-kita-teguh-bercerai-kita-runtuh/
  • http://dafhy.net/2009/08/perbedaan-itu-indah/
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
  • http://organisasi.org/definisi-pengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-pelajaran-bahasa-indonesia
  • http://www.scribd.com/doc/9678465/Fungsi-Bahasa
  • http://mading.smklabor.sch.id/2010/05/nilai-rata-rata-un-bahasa-indonesia-anjlok/
  • http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=17013
  • http://mgmpbismp.co.cc/2010/04/24/rerata-nilai-un-smama-2010-naik/
  • http://www.pasfmpati.com/101/index.php?option=com_content&view=article&id=770:disdik-pati-berharap-lampaui-nilai-rata-rata-un-prov-jateng&catid=1:latest-news
  • http://www.disdikbud-kabbdg.net/index.php?option=com_content&task=view&id=92&Itemid=81http://terselubung.blogspot.com/2010/07/40-arti-bahasa-gaul-di-facebook.html
  • http://www.antaranews.com/berita/1286617993/bahasa-gaul-ancam-bahasa-indonesia
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem
  • http://gugling.com/fakta-unik-angka-dalam-bahasa-indonesia.html
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk

8 comments:

  1. haha.. gw tau ni omongan..
    pasti karna bu Ninik..
    :D

    yg ktny bahasa indonesia di Malaysia malah dilestarikan..
    klw indonesia jd bahasa alay.. nanti BAHASA PERSATUAN MALAYSIA ADALAH BAHASA INDONESIA..
    wkwkwkwk

    ReplyDelete
  2. @amandamrsg
    Anda salah...
    saya dapat ide ketika saya mendengar dari Pak Parno kenapa kita menggunakan Bahasa Indonesia

    ReplyDelete
  3. ohh.. disini toh komentnya...

    swt...

    mendingan di tambahin gambar2 bergerak gtu biar bagusan dikit

    ReplyDelete
  4. hmm.. di sini toh komenntarnya,

    blognya terlalu biasa, emang sih artikelnya bgus tp blognya kesannya kurang hidup, coz ga da sesuatu yg bergerak

    ReplyDelete
  5. Sabar...sedang dalam proses pengerjaan.

    ReplyDelete
  6. PERBEDAAN HANYA MEMBUAT KERUSAHAN,,,
    ITULAH YANG MEMBUAT INDAH

    ReplyDelete
  7. yass ko adnan doangg yg kliatan :P

    ReplyDelete
  8. Saya juga cukup perihatin dengan ada'a pencampuran bahasa dengan seenaknya,... Seandainya mereka tau kalau bahasa Indonesia sesungguhnya hasil dari perjuangan pendahulu" kita yang telah berhasil menyatukan seluruh keragaman bangsa Indonesia yang telah ada sebelumnya

    ReplyDelete